Pendidikan Karakter
Struktur kegiatan siswa di sekolah dan luar sekolah menjadi salah satu fokus dalam program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang terdapat dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 dengan semboyan “Senang Belajar di Rumah Kedua”.
Nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) didasari dari filosofi pendidikan karakter Ki Hajar Dewantara. Yakni olah hati (etika), olah pikir (literasi), olah karsa (estetika), dan olah raga (kinestetik).
Lantas dari filosofi itu diharapkan muncul nilai-nilai karakter siswa dimulai dari religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab dll.
Kemudian dari nilai-nilai karakter yang diharapkan muncul dari filosofi pendidikan karakter Ki Hajar Dewantara, nantinya akan mengkristalisasi menjadi lima nilai utama karakter, yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas.
Hasil dari proses tadi adalah individu yang memiliki keunggulan akademis sebagai hasil pembelajaran dan pembelajar sepanjang hayat (olah pikir), individu yang memiliki kerohanian mendalam, beriman dan bertakwa (olah hati), individu yang memiliki integritas moral, rasa berkesenian dan berkebudayaan (olah rasa dan karsa), serta individu yang sehat dan mampu berpartisipasi aktif sebagai warga negara (olah raga).
Guna mendukung proses penguatan pendidikan karakter, maka disusun model implementasi PPK yang menyajikan kegiatan-kegiatan pendidikan karakter di sekolah yakni kegiatan intra-kurikuler (belajar-mengajar), kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler.
Kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler yang menguatkan kegiatan intrakurikuler adalah sesuai dengan minat dan bakat siswa yang dilakukan di bawah bimbingan guru/pelatih/melibatkan orang tua dan masyarakat seperti kegiatan keagamaan, pramuka, PMR, paskibra, kesenian, bahasa dan sastra, KIR, jurnalistik, olahraga, dsb.
Selain itu ada pula kegiatan non-kurikuler dan pembiasaan pendidikan karakter di sekolah seperti memulai hari dengan upacara bendera (Senin), apel, menyanyikan lagu Indonesia Raya, lagu nasional, dan berdoa bersama. Membaca buku-buku non-pelajaran tentang PBP, cerita rakyat yang dilakukan 15 menit sebelum memulai pembelajaran.
Untuk kegiatan yang terakhir ialah kegiatan pendidikan karakter bersama orang tua di rumah, yang dilakukan pada sabtu-minggu. Yaitu saat siswa berinteraksi dengan orang tua dan lingkungan dan sesama.
No comments