G

G

INFORMASI TERBARU

Mengerti Dunia Anak



ditulis oleh Suriani, S.E (Guru TK IMMANUEL) 

Menyelami kehidupan anak adalah hal yang unik, menarik dan penuh tantangan. Dunia anak unik karena yang ada hanya kepolosan dan apa adanya, dunia anak menarik karena hanya orang tertentu dan terpanggil saja yang bisa masuk kedalamya serta dunia anak penuh tantangan karena diperlukan trik dan metode tertentu untuk menjadikan mereka berbudi pekerti. Bagi sebagian orang yang terpanggil dunia anak-anak adalah hal yang indah untuk rasakan oleh guru/ orang tua, namun bagi sebagian orang berpendapat bahwa dunia anak adalah dunia yang ribet dunia yang sulit menemukan “my time”. Dibalik itu semua kita sebagai orang tua tidak menyadari betapa pentingnya dunia anak bagi kehidupan kita.
Dunia anak adalah dunia bermain dan dunia pertemanan, anak terbuka bagi siapapun dia jika dia adalah teman sebaya, bermain adalah kebutuhan utama bagi mereka. Sebagian besar waktu anak dihabiskan untuk bermain dan bermain, bermain dengan teman sebaya merupakan hal yang paling disukai oleh anak, tak jarang kita melihat bila anak lebih enjoy dan berbahagia ketika ia bertemu dengan teman sebayanya. Hal ini disebabkan karena teman sebaya mampu mengisi sebuah kekosongan yang tidak mampu di isi oleh orang tua. Tak jarang pula banyak orang tua yang cemas akan pengalaman baru dan hal baru yang ditemui anaknya ketika berteman dan bermain. Lingkungan baru yang ditemui anak membuat orang tua cemas akan dampak negatif yang ditimbulkan, para orang tua lebih cenderung memikirkan hal negatif terlebih dahulu dari pada hal positif yang anak dapat. Berteman dan bermain merupakan siklus yang harus dilewati dan nikmati oleh masing-masing anak karena kedua hal ini akan mempengaruhi perkembangan  yang tercantum dalam kurikulum yang terintegrasikan yaitu bidang holistic terutama dalam bidang sosial emosional anak yang mampu menjadikan anak lebih berkarakter.
Menurut seorang ahli psikologi “anak adalah seperti kertas putih” (John Locke) yang memerlukan pena untuk mengisinya, namun  banyak pula yang berpendapat bahwa anak berkembang secara alamiah, anak memiliki potensi sejak lahir, anak berkembang dipengaruhi oleh lingkungan. Pendapat–pendapat tersebut adalah benar namun potensi potensi yang dimiliki oleh anak masih belum terarah atau terlukis dengan benar, nah tugas kita sebagai orang tua ataupun guru untuk menjadi pelukis kehidupan anak mengarahkan pena disetiap potensi-potensi yang anak miliki. Ketika anak kita bertengkar jangan ajarkan anak untuk membalas ataupun mengadu namun ajarkan ia untuk mengalah dan memberi nasehat, ketika anak kita ramai dikelas ajarkan ia untuk mengajak temam-temanya bersikap baik, dari situ lah kita mulai menorehkan pena pada diri anak untuk menjadi jiwa leadership, banyak hal-hal negative kita rubah menjadi positif dalam dunia anak. Tidak hanya sekali saja kita mengajarkan tentang kebaikan kepada anak-anak kita namun itu harus berulang-ulang karena anak akan merekam semua yang kita berikan dalam memorinya, anak adalah peniru ulung yang mampu menyerap semua informasi dalam sekejap.
Seperti kita tahu bahwa dunia anak adalah masa yang tak akan terulang lagi, bagi orang tua yang saat ini memiliki anak balita mungkin 6 ataupun 7 tahun lagi anda tidak akan merasakan hal-hal seperti: anak merengek ketika meminta sesuatu, anak bergelayutan dipundak ketik kita sedang menyetrika ataupun hanya sekedar melepas lelah, anak yang selalu mengajak bernyanyi dan bercerita yang tak bosan-bosan mengajak ngobrol meskipumn malam telah larut terlebih lagi kita tak akan merasakan hal girangnya anak ketika menyambut kita ketika pulang kerja ataupun berpergian dengan kaki kecilnya ia berlari dan berterik penuh kegirangan lalu meminta gendong dan berbisik mama/ papa bawa apa dalam tas, hanya dengan sebiji permen mampu membuat anak hatinya penuh diwarnai warna pelangi. Hal-hal tersebutlah kelak yang akan kita dirindukan dan hal itu akan terjadi tidak akan membutuhkan waktu yang lama, marilah kita lewati setiap siklus perkembangan anak-anak kita tanpa sedikitpun terlewatkan agar kelak ketika kita merindukan hal tentang masa kecil anak kita kita mampu mengenangnya. Mendidik, mengajar dan mencintai anak-anak adalah salah satu Amanat Agung Tuhan Yesus yang harus kita lakukan sebagai salah satu misi injili.




No comments